TAHAP PELAKSANAAN DAN MONITORING PROYEK
 |
Indikator asam basa dari berbagai macam bunga |
Dalam kegiatan tahap model pembelajatan tahap ketiga ini saya juga menyediakan buku konsultasi proyek dan
blog bagi siswa yang akan berkonsultasi tentang proyek mereka . Jadi semua
siswa berkesempatan menulis di blog kelas tentang aktivitas mereka belajar
kimia maupun bagaimana mereka membangun pengalaman belajar dari proyek yang
dibuat mereka tersebut secara rinci. Kemudian untuk Sintaks
pembelajaran tahap keempat yakni Pelaksanaan
dan Monitoring proyek. Siswa
pada sesi ini akan membuat prototipe produk
yang mereka kerjakan dan dikontrol oleh guru. Pada sesi ini siswa melaksanakan
riset tentang berbagai macam bunga. Bunga yang diambil adalah bunga di sekitar
rumah misalnya bunga biru, bunga bougenvil,bunga kembang sepatu, bunga mawar
dan bunga belimbing wuluh. Mereka menyiapkan alat dan bahan menyiapkan alat dan bahan proyek dan dibawa ke kelas
saat pembuatan indikator asam basa ini. Para peserta didik membuat dokumentasi
kegiatan dalam bentuk video dan laporan presentasi.
 |
siswa melakukan presentasi dalam tahap Model PbJl |
Sintaks ke lima pada model
pembelajaran berbasis proyek, siswa akan melakukan presentasi di kelas dan
mengumpulkan video sebagai salah satu karya portofolio mereka. Kesulitan pelaksanan
pembelajaran proyek ini karena pembelajaran sebagian besar dilakukan di luar
kelas sehingga waktu nya menjadi panjang / lama sehingga kontrol guru sangat
penting agar proyek yang dikerjakan siswa menjadi berhasil.
 |
siswa mempresentasikan tulisan artikelnya |
Nah pada sintaks yang terakhir
yakni , Evaluasi dan Refleksi siswa melakukan uji coba yang kedua kali bersama guru berdasarkan hasil masukkan dari tahap belajar sebelumnya.Pada sesi ini mereka sudah memperbaiki kualitas produk (Kertas Lakmus Bunga Belimbing) dengan tampilan dan hasil yang lebih baik
 |
siswa mempresentasikan produk akhir setelah refleksi dan evaluasi |
Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan ketarmpian anak dalam berpikir melalui karya atau produk dan permasalahan nyata. hal ini akan mendorong pembelajaran yang saling memberdayakan antar siswa dan antar guru dan siswa. Saya juga sempat menjelaskan kepada salah seorang
peserta yang bertanya tentang apakah bisa kita hanya melaksanakan satu proyek
untuk satu materi yang kita belajarkan kepada siswa? Dalam sesi tanya jawab ini
saya menjelaskan bahwa pemilihan model proyek untuk pembelajaran adalah
bergantung kepada seluas apa materi yang akan kita sampaikan kepada siswa serta
kompetensi /skill apa yang akan kita latihkan kepada siswa menurut KD pada
silabus . Saya memberikan contoh tentang tema Menjaga Air Bumi. Beliau akan
membuat proyek Alat penjernih air . Saya menjelaskan lebih lanjut bahwa jika
sasaran kita adalah siswa SD di kelas rendah maka bisa juga kita meminta mereka
membuat tulisan tentang pengalaman mereka di rumah memakai air untuk keluarga
dan dirinya; atau siswa diajak membuat gambar tentang “jangan buang sampah
plastik" dan "Mari alindungi Air tanah Kita".
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran
berbasis proyek akan mampu menghubungkan antara pembelajaran konten dan konteks
serta mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi
dan berkolaborasi serta literasi . Hal ini dapat terjadi karena keutamaan
daripada model pembelajaran berbasis proyek mengutamakan kompetensi siswa dan
melatih mereka untuk belajar secara mandiri dan belajar bertanggungjawab
terhadap apa yang mereka lakukan. Hal ini relevan dengan konsep hakikat merdeka
belajar. Hakekat merdeka belajar adalah siswa diberi peluang belajar secara
mandiri dan mampu membantu dirinya sendiri dan kemudian dapat memberdayakan
orang lain. Pembelajaran menjadi berpusat kepada siswa dan berbasis luas.
Bimtek ini adalah pengalaman yang luar biasa bagi saya dan semoga saya
masih diberi kesempatan untuk berbagi bersama para guru Indonesia pada lain
waktu dan lain kesempatan. Terima kasih Pusdatin dan semua sahabat Rumah Belajar Indonesia.
Comments
Post a Comment