INTIP STEM DARI NEGERI TETANGGA



                         MENENGOK PENERAPAN STEM DI AUSTRALIA

     Pembelajaran STEM pertama kali dikembangkan di Indonesia melalui kerja sama USAID (United States Agency for International Development). Sebagai sebuah trend baru,STEM menjadi sebuah pendekatan untuk mengatasi permasalahan dunia nyata dengan menuntun pola pikir peserta didik  layaknya sebagai ilmuwan dan peneliti. STEM di Australia mengadopsi program dari USA  dengan tujuan memprioritaskan produktivitas dan kesejahteraan ekonomi Australia yang berkontribusi kepada tenaga kerja STEM yang beragam dan mampu.
    Ada 5 program Unggulan STEM yang dilaksanakan  di negara-negara bagian Australia meliputi :
a) Meningkatkan kemampuan siswa, keterlibatan partisipasi dan aspirasi pendidikan STEM; 2) Meningkatkan kapasitas guru dan kualitas mengajar STEM; 3) Mendukung peluang pendidikan STEM dalam sistem sekolah; 4) Memfasiliatsi kemitraan yang efektif dengan penyediaan perguruan tinggi ,bisnis dan industri serta 5) Membangun basis bukti yang kuat.
   Salah satu ciri pembelajaran STEM adalah adanya Engineering Design Process (EDP) yang digunakan adalah  mengintegrasikan Sains, Teknologi, Enjinering dan Matematika dalam satu paket pembelajaran untuk sebuah proses merancang dan menghasilkan sebuah karya  secara terpadu.  
       Secara umum kita mengenal ada tiga macam Framework  atau model pendidikan STEM ini yaitu (1) Saintific Method and Engineering Design Process  oleh Capraro; (2) Design Thinking oleh Dawn M White; (3) Engineering Design Process oleh Ane Jolly dan Jamie Back
Gb 1.Model  EDP Robert M.Capraro
Sumber :bit.ly/ 2w11gwM
Model  EDP (Engineering Design Process) pembelajaran STEM yang banyak diterapkan di Indonesia meliputi :  tahap menemukan masalah, membuat rencana untuk memecahkan masalah, membuat model pemecahan masalah dan melakukan tes uji coba kemudian tahap refleksi dan memperbaiki produk.
   Sebagai contoh implementasi pembelajaran STEM di Indonesia dengan model EDP Capraro   adalah pembelajaran STEM di SDN 2 Deresan Yogjakarta . Mereka membangun keterampilan dengan Higher Order Thinking skills siswa dengan tema pembelajaran membuat "jembatan dari sedotan" . Untuk alamat URL nya dapat dilihat pada:https://www.youtube.com/watch?v=kYzEUesFdVs&t=25s.  
Gb 2. Model EDP  Dawn M White
      Model kedua yang dibahas dalam tulisan ini adalah Design Thinking. Model ini dikembangkan oleh negara bagian Austaralia Victoria di  Melbourne. Salah satu sekolah yang penulis kunjungi  yakni Victoria College telah menggunakan pendekatan  STEM  dalam proses pembelajarannya . Menurut model Victoria pembelajaran STEM di sekolah tersebut dibagi atas 4 tahapan pembelajaran yaitu : a. Tahap empathyse (menemukan permasalahan) , tahap ini sangat penting bagi siswa melatih siswa dapat lebih memakai pengalaman dan kebutuhan orang lain yang memiliki masalahsiswa dapat mengumpulakn informasi guna membangun pemahaman tentang masalah melalui pengamatan langsung dan mendapat pengalaman belajar langsung tentang bagaimana memahami kebutuhan orang lain dan masalah di sekitar lalu  mengembangkannya menjadi sebuah desain sederhana untuk merefleksikan kebutuhan orang lain; b.Tahap Define (merumusakan masalah), siswa dalam tahap ini dibimbing untu merumuskan  masalah inti,  dan yang paling penting dari data informasi  yang dikumpulkan sebelumnya kemudian disintesis ; c. Tahap Ideate ( menentukan solusi), Siswa mengumpulkan pendapat melalui brainstorming  untuk mengumpulkan ide terbaik guna memberikan solusi atau pemecahan masalah; d. Tahap Prototype , Siswa membuat produk/prototipe yang sesuai dengan kebutuhan dan e. Tahap Test, tahap pengujian produk/ prototipe yang dihasilkan dilakukan secara berulang-ulang.
       Di Indonesia model EDP ini juga  telah dikembangkan misalnya di SMAN 1 Waingapu kabupaten Sumba Timur. Sekolah ini  memanfaatkan model Design thinking dengan memanfaatkan keunggulan lokal Sumba Timur sebagai daerah wisata. Dalam pembelajaran STEM mereka merancang pembelajaran dengan isu permasalahannya tentang  model bisnis apa yang paling diminati masyarakat dari makanan lokal yang akan dikembangkan siswa dalam bentuk protype produk usaha
        Tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai  dengan model ini siswa dapat membuat berbagai macam produk baru sesuai kebutuhan masyarakat yang dapat dijadikan sebagai model bisnis bagi peserta didik. Model ini dapat kita lihat pada laman URL berikut :  https://www.youtube.com/watch?v=cWgn-Jaq1Vk.                      
     EDP ini merupakan sebuah siklus yang mana tidak ada titik mulai dan titik akhir secara resmi. EDP bisa dimulai  dari langkah mana saja, fokus pada satu langkah , mundur  dan maju di antara langkah-langkah  atau mengulangi siklus EDP. Sebagai contoh setelah memodifikasi produk atau improve, kegiatan EDP  bisa dimulai lagi dari awal mendapatkan hasl yang lebih baikJadi EDP bisa bersifat fleksibel namun demikian sebaiknya kita memulai dari tahapan pertama ADP yakni : Ask.
   

Comments

Popular Posts